Seputar Astronomi

Kamis, 31 Maret 2011

Pesaing NASA, Amatiran Rekam Nebula Menakjubkan
Headline
Sumber: teknologi.inilah.com
Oleh: Ellyzar Zachra P.B
Teknologi - Senin, 21 Maret 2011 | 16:11 WIB


INILAH.COM, Jakarta- Astronot amatir merekam gambar menakjubkan nebula psikedelik di galaksi Bima Sakti. Mirip karya NASA, tidak disangka gambar itu diambil dari taman di belakang rumah.
Astronom amatir Gordon Rogers menghabiskan puluhan ribu poundsterling untuk membangun perangkat observatorium di belakang rumahnya di Long Crendon, Buckinghamshire, Inggris. Dengan sangat ambisius, ia membangun konstruksi bangunan tiga lantai agar anaknya yang berusia lima tahun, Chris, dapat turut berpartisipasi.
“Gairah saya dengan dunia fotografi astronomi menjadi sesuatu yang menghabiskan segalanya. Ini campuran sebuah kerja nyata dan cinta. Saya sudah menghabiskan puluhan ribu poundsterling dan waktu sebagai investasi,” ujar Rogers kepada Daily Mail.
Ia pertama kali jatuh cinta dengan dunia astronomi saat mengamati pemandangan bulan yang menakjubkan dari teleskop refraktor Zeiss tiga inci yang ia beli tanpa sengaja.
“Pada 1994, saya melihat sesuatu yang berbeda dari bulan. Itu sangat menakjubkan sehingga saya mengajak istri dan tetangga untuk melihat bersama. Saya bahkan bertekad untuk berbicara dengan astronom.”
Foto nebula milik Rogers menunjukkan awan debu, gas dan plasma yang membentuk bintang. Ini condong ke nilai estetika daripada penelitian ilmiah.
“Penampakan tersebut sangat bagus untuk menunjukkan beberapa planet di malam dingin yang berangin,” kata Rogers yang juga menerbitkan buku astronomi berjudul My Heavens! [mor]

Seputar Astronomi

Ledakan Lubang Hitam Melampaui Nuklir
Sumber: Erabaru News (http://erabaru.net)Kamis, 16 Juli 2009
ledakan-black-hole
Bulan Januari 2001, fisikawan yang terkenal dari Universitas St. Andrew yakni Nel Ryan Harther mengumumkan bahwa ia dan peneliti Inggris lainnya akan menciptakan sebuah lubang hitam di ruang laboratorium, ketika itu tidak ada yang merasa terkejut terhadap hal demikian. Namun, beberapa hari yang lalu sebuah harian di Rusia mengumumkan ramalan ilmuwannya bahwa lubang hitam tidak saja dapat dibuat dalam ruang laboratorium, bahkan 50 tahun kemudian, ledakan lubang hitam yang mempunyai energi mahadahsyat akan membuat bom atom yang mengerikan manusia sekarang juga terbukti lebih buruk, menjadi pediatri yang tidak patut dipersoalkan.
Pertimbangan manusia menciptakan lubang hitam sebenarnya paling awal abad ke-20 tahun 80-an dikemukakan oleh Profesor William Anroe dari Universitas British, Columbia, ia berpendapat, bahwa manifestasi gelombang suara dalam zat cair dengan manifestasi cahaya dalam lubang hitam sangat mirip, jika membuat kecepatan cairan melampaui kecepatan bunyi, maka pada kenyataannya telah membentuk sebuah gejala lubang hitam buatan dalam cairan tersebut. Sekalipun demikian, Dr. Ryan Harther berencana bahwa lubang hitam buatan yang tercipta oleh karena kekurangan gravitasi yang cukup, selain cahaya, mereka tidak dapat menelan semua benda yang ada di sekeliling seperti lubang hitam yang sebenarnya.
Sebaliknya, ilmuwan Rusia Alexander Delofmankov malah berpendapat, bahwa lubang hitam alam semesta sesungguhnya yang dapat menelan segala benda juga dapat secara keseluruhan "menciptakannya" melalui ruang laboratorium: Sebuah lubang hitam yang berukuran inti atom, energinya akan melampaui sebuah pabrik nuklir. Jika manusia, pada suatu hari nanti benar-benar menciptakan bom lubang hitam, maka energi yang ditimbulkan sebuah bom lubang hitam setelah meledak, akan setara dengan ledakan bom atom yang tak terhingga kelipatannya secara bersamaan, paling tidak ia dapat mengakibatkan kematian 1 miliar jiwa.
Bagi mayoritas orang, lubang hitam yang menakutkan adalah hal yang sangat jauh di alam semesta, masih sangat jauh meninggalkan kita. Namun, Delofmankov berpendapat, sebenarnya kerabat kecil lubang hitam alam semesta --lubang hitam mini ada di mana-mana di atas bumi, bahkan mendatangkan sejumlah besar masalah dan bencana pada manusia. Beberapa ilmuwan Rusia menganggap, bahwa beberapa fenomena misterius di atas bumi berhubungan dengan lubang hitam mini, seperti misalnya letusan gunung berapi, energi dan panas gunung berapi selalu merapat di tempat tertentu di atas bumi, lagi pula tak kunjung habis. Beberapa ilmuwan bahkan curiga, bahwasannya adalah energi mataharilah yang telah menyampaikannya ke tempat yang dalam di bumi melalui lubang hitam. Sebelum ini, beberapa fisikawan mengenali bahwa di atas matahari tidak hanya terdapat energi nuklir, bahkan ada lubang hitam mini, lagi pula setiap bagian dalam planet mungkin terdapat lubang hitam mini. (erabaru.net)*

Ensiklopedia Astronomi


Lubang Hitam di depan galaksi bima sakti.

Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Bahkan Cahaya pun, tidak dapat keluar begitu saja. Massanya dapat mencapai 10x massa matahari kita. Lubang Hitam terbentuk dari suatu objek yang tidak dapat bertahan dari kekuatan gaya gravitasinya. Banyak objek (Contoh: Matahari dan Bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Ini dikarenakan tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang massanya sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.

TEORI

Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell dan Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom asal Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Adalah John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.

Seputar Astronomi

Rabu, 30 Maret 2011

Sagittarius A, Galaksi Misterius Kembaran Bima Sakti


Gambar ilustrasi: Galaksi bima sakti. (Foto: google)
Gambar ilustrasi: Galaksi bima sakti. (Foto: google)













CALIFORNIA (Berita SuaraMedia) - Astronom menemukan pusat galaksi yang dianggap sebagai kembaran Bima Sakti. Inilah Sagittarius A*, sumber gelombang radio yang terletak pada inti galaksi.

Ilmuwan kini mempelajari galaksi spiral yang spektakuler, NGC 253 yang ditemukan dengan Very Large Telescope (VLT) di Chile dan Teleskop Antariksa Hubble milik NASA. Di saat yang sama, mereka berhasil sedikit memahami soal inti galaksi Sagittarius A*.

Sekedar diketahui, VLT (very large telescope) milik ESO (European Southern Observatory) merupakan peralatan yang dilengkapi dengan instrumen optik dan cermin yang mengatasi efek blur akibat pembiasan di atmosfer sehingga kemampuan teleskop terestrial ini setara dengan teleskop ruang angkasa.

Hasil pemantauan yang dikombinasikan dengan pengukuran gelombang maupun citra teleskop ruang angkasa Hubble menunjukkan adanya aktivitas gelombang radio yang sangat tinggi di kawasan tersebut. Para peneliti yakin di pusat galaksi ini terdapat sumber pancaran gelombang radio seperti Sagittarius A di dekat pusat galaksi Bima Sakti yang merupakan tempat terbentuknya lubang hitam. Andrea Ghez, profesor ilmu fisika dan astronomi dari University of California, Los Angeles (UCLA) yang mempelajari bintang dan planet, mengatakan kepada Daily Galaxy, kombinasi antara pengamatan lubang hitam yang terbentuk miliaran tahun lalu dan proses runtuhan bintang raksasa akan menciptakan pemahaman menakjubkan soal objek tunggal supermasif.

Penelitian Ghez terfokus kepada kehidupan awal bintang dan planet dan proses distribusi materi di galaksi. Dengan menggunakan teknik terbaru, Ghez berhasil membuktikan orbit bintang ternyata bisa membentuk lubang hitam. Tapi, ini bukan lubang hitam biasa, melainkan bersosok sangat besar.

Lubang hitam yang mereka temukan itu ternyata tiga juta kali lebih besar dari Matahari dan termasuk dalam kontelasi Sagitarius. Inti lubang hitam di galaksi Bima Sakti inilah yang disebut sebagai Sagittarius A*.

Sayangnya, ilmuwan masih belum bisa memahami secara deskriptif apa isi lubang hitam itu dan bagaimana proses pembentukannya.

Lubang hitam merupakan misteri alam yang diperkirakan terbentuk dari bintang sangat besar yang telah mati karena menghabiskan seluruh energinya. Saat pusatnya tak menghasilkan dorongan ke luar, dinding bintang malah runtuh dan menarik obyek-obyek di sekitarnya. Kekuatan gravitasi lubang hitam sangat besar bahkan menarik cahaya ke dalam. Lubang hitam gelap gulita dan hanya terdeteksi dari aktivitas gelombang radio dan obyek-obyek yang terlihat mengelilinginya.

Astronom menghabiskan puluhan tahun untuk mempelajari pusat kekuatan misterius di galaksi Bima Sakti yang memiliki jarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi. Namun, belum bisa dipastikan jenis objek itu.(ar/km/inl)


Seputar Astronomi (Indonesia)

Selasa, 29 Maret 2011

Bulan di Jakarta Akan Terlihat Besar Malam Ini

Sumber: www.okezone.com
blog.friendster.com 
 
JAKARTA - Pemerintah Kota Madya Jakarta Utara menyatakan siap menghadapi fenomena bulan besar atau super moon yang diperkirakan terjadi hari ini.

Fenomena super moon ini menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) merupakan posisi bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi.

Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan, fenomena ini diperkirakan berlangsung pada Sabtu 19 Maret 2011 sekira pukul 19.10 WIB hingga Minggu 20 Maret pukul 02.10 WIB. Di mana saat posisi bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi, yakni 356.577 kilometer.

Fenomena ini ditegaskan tidak berdampak pada bencana, namun berdampak makin menguatnya efek pasang surut di bumi. "Terutama pada air laut. Air laut akan makin tinggi dalam kondisi ini," ungkap dia. Dengan demikian wilayah Jakarta Utara diperkirakan akan merasakan dampak tersebut.

Menurut Hadi, warga Kamal Muara, Jakarta Utara, pihaknya sudah mengetahui adanya fenomena ini dari mulut ke mulut. Dia juga menjelaskan belum ada persiapan khusus karena sudah terbiasa dengan banjir rob. "Kalau tempat pengungaian memang selalu stand by," ungkapnya.

Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono menjelaskan sudah memiliki persiapan khusus. "Kita sudah punya protapnya dalam penanggulangan bencana," ungkapnya.

Protap ini bisa ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan besar kecilnya bencana termasuk dalam penanganan fenomena bulan besar.

Hingga saat ini tanggul air laut dan tanggul di Jalan RE Martadinata saat ini masih dalam proses perbaikan oleh Ditjen Binamarga Kementrian PU. "Harapan kami segera diselesaikan termasuk peninggian jalan dan pembuatan tanggul," terangnya.

Pihaknya juga telah berkordinasi Dengan pihak terkait untuk memantau perkembangan prediksi fenomena alam yang berakibat munculnya bencana. "Mereka akan memberitahukan ke Pemda," tandasnya.

Seputar Astronomi

Sabtu, 26 Maret 2011
VIDEO: Bila Burung dan Kucing Bebas Gravitasi
Minggu, 6 Februari 2011, 15:49 WIB
 
Kucing kehilangan kemampuannya saat berada di ruangan tanpa gravitasi.
 
VIVAnews - Saat akan tinggal landas dan akan mendarat, burung mengepakkan sayapnya dengan cepat. Meski tidak terlalu intens seperti saat akan terbang dan mendarat, ia juga mengepakkan sayap saat mengudara.

Beberapa jenis burung mahir meluncur. Mereka bisa diam tak mengepakkan sayapnya di udara untuk periode waktu yang cukup lama tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi. Namun, apa yang terjadi bila mereka berada di ruang tanpa gravitasi?

Seperti dikutip dari How Stuff Works, 6 Februari 2010, burung memiliki kontrol yang baik saat mereka terbang. Namun di stasiun ruang angkasa, mereka perlu mengubah cara mereka mengontrol sayap dan ekornya.

Hal serupa berlaku untuk kucing. Di kawasan yang memiliki gravitasi, kucing selalu terjatuh dengan kaki menyentuh tanah terlebih dahulu. Akan tetapi, ternyata mereka kesulitan melakukan hal tersebut bila jatuh di ruang tanpa gravitasi.

Berikut video efek gravitasi terhadap burung dan kucing yang direkam oleh astronot saat melakukan eksperimen terhadap burung yang mencoba terbang dan kucing yang terjatuh di stasiun ruang angkasa yang tidak memiliki gravitasi.

LIHAT VIDEO DI:
(http://video.vivanews.com/read/12918-efek-gravitasi-terhadap-burung-dan-kucing)

Seputar Astronomi

AS Luncurkan Satelit Mata-Mata NROLL-66
Senin, 7 Februari 2011, 10:54 WIB
 
NROLL-66, satelit mata-mata AS yang baru saja diluncurkan (Spaceflightnow.com)
VIVAnews - Sebuah roket yang mengangkut satelit mata-mata dengan kode nama NROLL-66, baru saja diluncurkan di Amerika Serikat, Minggu 6 Februari 2011 waktu setempat.
Roket Minotaur 1 meluncur mulus dari pangkalan angkatan udara AS Vandenberg, setelah sebelumnya mengalami pengunduran dari jadwal yang direncanakan sebelumnya, Sabtu yang lalu.
Seperti dilansir dari situs LA Times, Roket yang ditenagai bahan bakar padat itu membawa muatan rahasia milik National Reconnaissance Office (NRO).
"Saya sangat bangga dengan hasil kerja dari tim besar ini atas keberhasilan peluncuran roket," ujar Kolonel Richard Boltz, Komandan Wing Space ke-30, yang sekaligus menjadi pemimpin misi.
Menurut NRO, roket ini membawa pesawat yang akan melakukan tugas riset dan pengembangan untuk NRO. Namun lembaga pengintaian nasional AS itu tak memberikan keterangan lebih detil tentang peluncuran ini. Namun, situs Space.com mengatakan, satelit ini akan menguji cara baru pengumpulan data-data intelijen melalui luar angkasa.
Melalui misi ini, NRO tengah menguji teknik dan metode baru untuk peningkatan pengumpulan data intelijen AS, walaupun belum diketahui apa teknik baru yang dimaksud. Tapi data mengenai ukuran satelit, atau sensor apa yang tengah dibawa oleh satelit mata-mata itu hingga kini masih menjadi misteri.
Roket Minotaur sendiri adalah salah satu roket terkecil yang diluncurkan dari landasan Vandenberg. Roket ini memiliki tinggi sekitar 16 meter. Roket itu mampu menerbangkan muatan berbobot 580 kg ke orbit rendah bumi.
Ini merupakan misi ke-20 Minotaur sejak pertama kali mulai meluncur pada tahun 2000. Setelah misi ini, misi Vandenberg selanjutnya adalah peluncuran roket Taurus yang rencananya akan membawa satelit observasi milik NASA, pada 23 Februari mendatang. (hs)

Seputar Astronomi

Astronom Amerika Temukan Dunia Lain

Picture Astronom Amerika Temukan Dunia Lain Sejumlah astronom Amerika mengatakan, mereka menemukan dua lagi planet sebesar Neptunus yang mengitari bintang-bintang di luar sistem tata surya kita.

Mereka menyatakan, penemuan dunia terkecil yang terlihat mengitari bintang-bintang lain itu merupakan terobosan dalam penelitian tentang dunia-dunia lain dan kehidupan di luar angkasa.

Planet-planet itu hanya sekitar 15 kali lebih besar dari Bumi. Dunia yang sebelumnya dikenal adalah kelas Yupiter sekitar 318 kali lebih besar dari Bumi.

Satu dari planet baru itu berada dalam sistem empat planet pertama yang pernah ditemukan. "Kami hampir menemukan dunia sebesar Bumi yang sebenarnya," kata pemburu planet Geoff Marcy dari Universitas California.

Menggunakan teleskop di Hawaii, California, dan Texas, para astronom itu menemukan planet-planet sebesar Neptunus pertama di luar sistem tata surya kita.

Salah satu di antaranya mungkin hanya 14 kali massa Bumi, yang mungkin cukup kecil untuk memiliki permukaan padat dan temperatur yang mungkin mendatangkan kehidupan.

"Ukuran planet-planet itu agak aneh, namun kami tidak berpikir tentang massa Yupiter atau Saturnus, namun massa Bumi," kata Geoff Marcy.

Membingungkan

"Semua eksoplanet yang ditemukan sejauh ini sebagian besar gas-gas raksasa, namun planet-planet baru ini membingungkan - mereka mungkin berbentuk gas seperti Yupiter, namun planet-planet itu mungkin juga memiliki inti es batu dan tertutup gas hidrogen dan helium, seperti Neptunus, atau mereka mungkin kombinasi batu dan es, seperti Merkurius."

Profesor Marcy dan koleganya Paul Butler, dari Institut Carnegie Washington, serta Barbara McArthur dari Universitas Texas, ketua tim kedua, mengumumkan penemuan mereka pada konferensi pers NASA.

Dua halaman yang memerinci penemuan planet baru itu diserahkan ke The Astrophysical Journal Juli lalu dan diterima.

Deteksi planet di luar tata surya sebesar Neptunus, yang belum ditinjau dengan seksama dalam satu jurnal, diumumkan astronom Eropa pada 25 Agustus lalu.

Ketiga planet ini ditemukan dengan meneliti goyangan bintang itu yang disebabkan oleh tarikan gravitasi planet pada bintang saat mengitarinya. Tarikan tersebut menimbulkan geseran Doppler pada sinar yang dipancarkan bintang itu.

Para peneliti menyatakan planet-planet baru itu, meski besarnya hampir sama dengan Bumi, bentuknya sama sekali tidak mirip Bumi. Kedunya mengitari bintang-bintang mereka dalam beberapa hari dan sangat dekat saat terbakar pada bagian yang menghadap bintang itu.

Planet Keempat

Planet yang lebih kecil dari dua planet itu, dengan massa minimum 14 massa Bumi, ditemukan McArthur dan timnya di sekitar bintang 55 Cancri.

Itu merupakan planet keempat yang ditemukan di sekitar 55 Cancri, bintang kuning G yang letaknya hanya 41 tahun cahaya dari Bumi dalam konstelasi Cancer. "Mungkin ada planet-planet lain di sistem ini," kata McArthur.

Planet yang lebih besar, dengan ukuran minimum 21 kali massa Bumi, mengitari bintang merah M, Gliese 436, yang sekitar 50 kali lebih suram dibandingkan matahari kita dan terletak 33 tahun cahaya dalam konstelasi Leo.

Jika planet yang mengitari Gliese 436 itu memiliki sedikit atmosfer untuk menyebarkan panas, planet itu mungkin memiliki temperatur 377 derajat Celsius di sisi yang menghadap bintang. Di sisi itu, planet tersebut mungkin siang terus, dan saat temperaturnya puluhan derajat di bawah nol, planet itu akan mengalami malam terus.

Namun, temperatur di batas senja mungkin lebih nyaman, paling tidak dari perspektif Bumi, kata Marcy. "Bagian depan panas dan belakang mungkin dingin, namun daerah di antaranya mungkin memiliki temperatur moderat antara 0 dan 100 derajat Celsius," jelasnya.

Penemuan planet-planet terkecil secara bersamaan ini mungkin menunjukkan keberadaan mereka sudah biasa, tambah Marcy.(bbc-niek-46)